PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu
sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan
nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak
ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan
meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran
merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang
berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai
macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan
manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia
harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu
hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk
memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
Pengertian
Manajemen Pemasaran
Penanganan
proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen
pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai
dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan
:
Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah
proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua
bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap
yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi
pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke
depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan
program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.
Konsep Pemasaran
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
harus efi menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat
terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam
perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang labih baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang
berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki
konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui
kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam
jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini
disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk
meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing
dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan
pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar,
yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan
profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan
yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan
tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada
masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep
pemasaran masyarakat (Swasta, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang
digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 1996) :
a. Orientasi
konsumen
Pada intinya, jika suatu
perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
1. Menentukan kebutuhan
pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih kelompok
pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan
program pemasarannya.
4.Mengadakan
penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan,
sikap serta tingkah laku mereka.
5.Menentukan
dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu
yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
b. Koordinasi dan integrasi dalam
perusahaan
Untuk memberikan kepuasan
secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus
diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya.
Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi
ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa
setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang
terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai.
c. Mendapatkan laba melalui pemuasan
konsumen
Salah satu tujuan dari
perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut
perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar.
Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan
yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran
ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada
akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
Pengertian Segmentasi
Pasar
Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam
banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara.
Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah
segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :
Segmentasi pasar adalah
kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996).
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah
yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk
meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar
ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya
hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada
beberapa pola berbeda yang akan muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini,
yaitu : preferesi homogen, preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok
(Kotler, 1997).
Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan
kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran
dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien.
Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha
ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi
permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih
media advertensi, dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu
suatu alasan yang cukup baik, misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan
adanya pasar untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi
pasar yang dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi
pasar yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang mungkin
perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya : dapat
diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta
dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya
harus bisa mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen
yang akan dimasuki. Ada
dua factor penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen
pasar, yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya
perusahaan (Kotler, 1997). Setelah evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian
mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap
evaluasi, ada berapa hal tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
memilih segmen yaitu pilihan etika atas pasar sasaran, interelasi dan
segmen-super, rencana serangan segmen per segmen dan kerjasama antarsegmen.
Pengertian dan Karakteristik Jasa
Definisi jasa belum digunakan secara luas oleh
pemasar. Ini berkaitan dengan sulitnya diketahui batasan-batasan yang jelas
antara organisasi atau unit usaha yang menjadi bagian dari penyaluran barang
dengan organisasi yang yang menawarkan jasa.
Dengan demikian jasa, khususnya yang menyangkut jasa
pertukaran dapat didefinisikan sebagai :
Jasa adalah barang yang
tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui
suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan (Swasta, 1996).
Unsur penting dalam pengertian tersebut adalah
bahwa jasa merupakan suatu produk yang tidak kentara, artinya barang yang
dipertukarkan dengan uang adalah suatu yang tidak berwujud. Jasa juga merupakan
produk yang tidak bisa ditimbun atau ditumpuk dalam suatu gudang sambil
menunggu penjualan. Penyaluran jasa kebanyakannya langsung dari produsen ke
konsumen.
Produk jasa ini banyak macam dan jenisnya. Secara
umum ada perbedaan antara barang dan jasa yang dapat dilihat, misalnya,
pembelian jasa dipengaruhi oleh motif dan emosi, jasa tidak berwujud, bersifat
tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, mementingkan unsur manusia, distribusi
langsung, tidak memiliki standar dan keseragaman serta jasa tidak terlalu
mementingkan adanya peramalan permintaan.
Menurut Alma (1992) konsep tidak berwujud pada jasa
mengandung dua arti yang keduanya merupakan tantangan bagi pemasaran, yaitu :
sesuatu
yang tidak dapat disentuh, tidak dapat dipahami.
Sesuatu
yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan
Untuk pemasaran jasa ini diperlukan pemikiran yang
lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
Sifat – Sifat Khusus
Pemasaran Jasa
Dalam pelaksanaan pemaaran jasa oleh pemasar, ada
sifat khusus yang membedakan pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat
khusus tersebut menurut Alma
(1992) adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan dengan selera konsumen
Gejala ini ditandai dengan
pasar pembeli yang lebih dominan dalam suasana pasaran jasa. Kualitas jasa yang
ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu yang menyediakan jasa. Dalam
industri dengan tingkat hubungan yang tinggi, pengusaha harus memperhatikan
hal-hal yang bersifat internal dengan cara memelihara tenaga kerja dan
mempekerjakan tenaga sebaik mungkin. Inilah yang sering disebut dengan internal
marketing, yaitu penerapan prinsip marketing terhadap pegawai dalam
perusahaan.
b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh
jumlah pendapatan penduduk.
Dalam kenyataan, makin
maju suatu negara akan semakin banyak permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya
dengan hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan jasa. Masyarakat yang
belum banyak menggunakan jasa dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat
tersebut belum merata.
c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi
penyimpanan.
Tidak ada jasa yang dapat
disimpan. Jasa diproduksi bersamaan waktunya dengan mengkonsumsi jasa tersebut.
d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud
sebagai pelengkapnya.
Karena jasa adalah suatu
produk yang tidak berwujud maka konsumen akan memperhatikan benda berwujud yang
memberikan pelayanan sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan.
e. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak
terlalu penting.
Ini disebabkan dalam
pemasaran jasa perantara tidak digunakan. Akan tetapi ada type pemasaran
tertentu yang menggunakan agen sebagai perantara.
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi
orang yang dengan berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah
perilaku tersebut, termasuk orang yang kepentingan utamanya adalah pemasaran.
Tidak mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama
dalam bidang ekonomi dan terlebih lagi dalam pemasaran.
Dengan demikian, perilaku konsumen menurut Engel
(1994) adalah sebagai berikut :
Perilaku konsumen
merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini.
Subyek ini dapat diancangi dari beberapa prespektif,
yaitu : pengaruh konsumen, menyeluruh dan antarbudaya.
Penelitian terhadap motivasi dan perilaku konsumen
mendapat arti dalam masyarakat komtemporer di dunia. Ada pula perspektif yang
lebih menyeluruh dan memfokuskan pada upaya studi konsumsi untuk mengerti
bagaimana manusia berpikir dan berperilaku dalam kegiatan hidup. Pemasar yang
berusaha mempengaruhi perilaku konsumen terletak pada premis konsumen adalah
raja, motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian,
perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasive yang menanggapi
konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu
serta pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara social asalkan
pengamanan hokum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi (Engel, 1994).
Pengertian Citra
Konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu
bukan hanya mengharapkan sekedar barang saja, akan tetapi ada sesuatu yang
lain. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya.
Suatu perusahaan berkepentingan untuk memberikan informasi kepada publik agar
dapat membentuk citra yang baik.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa citra merupakan
poin awal untuk sukses dalam pemasaran. Istilah citra atau image ini
mulai popular pada tahun 1950-an dalam konteks organisasi, perusahaan, nasional
dan sebagainya.
Citra tidak dapat dibuat seperti barang dalam suatu
pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman
dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang ada pada perusahaan
terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya
yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan.
Suatu perusahaan harus mampu untuk melihat sendiri
bagaimana citra yang ditampilkan kepada masyarakat yang dilayani. Perusahaan
juga harus bisa memberikan suatu evaluasi apakah citra yang diberikan telah
sesuai dengan yang diharapkan atau jika perlu ditingkatkan lagi.
Jadi citra ini dibentuk berdasarkan impresi atau
pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga pada akhirnya
membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai
pertimbangan untuk mengambil keputusan karena citra dianggap mewakili totalitas
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu.
Dengan demikian menurut Alma (1992) citra adalah :
Image is the impression,
feeling, the conception which the public has of a company, a conditionally
created impression of an object, person or organization atau citra adalah
kesan, impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai
perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau lembaga.
Ciri – Ciri Pembentuk Citra
Ciri-ciri produk atau jasa yang membentuk suatu
citra berkaitan dengan unsur-unsur kegiatan pemasaran. Ciri-ciri pembentuk
citra yang sering bersinggungan dengan kegiatan pemasaran, misalnya, merek,
desain produk atau jasa, pelayanan, label dan lain sebagainya. Program yang
baik dalam suatu perencanaan dalam pengembangan produk atau jasa tidak akan
lupa untuk mencantumkan kegiatan perusahaan yang mencakup ciri pembentuk citra
untuk produk dan jasa atau perusahaannya.
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian
rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi
untuk mencapai tujuannya.”
[1]
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan
melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha
kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh
sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga
sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa
memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
[2]
Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang
diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
- Konsumen potensial mengetahui
secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan
semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
- Perusahaan dapat menjelaskan
secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan
pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai
produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi
kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen
secara cepat.
- Mengenal dan memahami
konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa
kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
- Faktor mikro, yaitu
perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
- Faktor makro, yaitu
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran :
Dari sudut pandang penjual :
- Tempat yang strategis (place),
- Produk yang bermutu
(product),
- Harga yang kompetitif
(price), dan
- Promosi yang gencar
(promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
- Kebutuhan dan keinginan
konsumen (customer needs and wants),
- Biaya konsumen (cost to the
customer),
- Kenyamanan (convenience),
dan
- Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan,
bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi
fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen
(tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di
dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Penetapan Harga
Keputusan penetapan harga dilihat dengan dua cara :
- Penetapan harga sebagai
sebuah instrumen aktif untuk mencapai tujuan pemasaran, perusahaan menggunakan
harga untuk mencapai sebuah tujuan spesifik, antara lain target memperoleh
keuntungan, target pangsa pasar, atau tujuan spesifik lainnya.
- Penetapan harga sebagai
elemen statis sebuah keputusan bisnis, hanya dengan mengekspor kelebihan persediaan,
menempatkan bisnis luar negeri bukan sebagai prioritas utama, dan
menganggap penjualan ekspor hanya memberikan kontribusi yang dalam volume
penjualan total.
Semakin besar kendali yang dimiliki perusahaan atas harga jual akhir sebuah
produk, maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Semakin lebar lini produk dan semakin besar negara yang menjadi
target, maka semakin kompleks proses pengendalian harga bagi pengguna akhir.
Kenaikan Harga
Kenaikan harga adalah masalah rumit yang sering kali terjadi di dalam dunia
ekonomi,
dan tidak dapat disanksikan lagi kenaikan harga membawa pengaruh bagi setiap
elemen masyarakat yang terlibat didalamnya,tak terkecuali bagi produsen.